Dua hari setelah kejadian nyeri dada yang membawa saya ke IGD, saya kembali datang ke rumah sakit. Kali ini untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Tyagita. Ini adalah pertemuan pertama saya dengan dokter jantung—sebuah langkah yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan dalam hidup saya.
Sebagai pasien baru, saya harus menjalani rangkaian pemeriksaan awal: tensi, saturasi oksigen, berat badan, dan ECHO.
Bagi yang belum familiar, ECHO adalah pemeriksaan jantung menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk melihat struktur dan fungsi jantung secara detail. Saat pemeriksaan berlangsung, pikiran saya dipenuhi tanda tanya… ada apa sebenarnya dengan jantung saya?
Setelah selesai, saya kembali ke ruang tunggu. Di sana saya duduk cukup lama sambil menahan rasa was-was. Doa saya panjatkan diam-diam, berharap semua baik-baik saja.
Sampai akhirnya nama saya dipanggil.
Saya masuk ke ruang dokter dan dua wanita berjilbab menyambut dengan ramah. Salah satunya adalah dr. Tyagita, dokter yang akan menangani saya. Dengan nada lembut beliau bertanya:
“Apa keluhan yang sering Bapak rasakan?”
Saya menceritakan semuanya, termasuk dua kali nyeri dada hebat yang saya alami hanya dalam satu hari. Beliau kemudian memaparkan hasil awal ECHO:
“Dari ECHO terlihat adanya pembesaran otot jantung. Ini biasanya terjadi pada tekanan darah tinggi yang sudah berlangsung lama. Tapi untuk memastikan apakah ini penyakit jantung koroner, kita perlu pemeriksaan lanjutan.”
Saat itu saya terdiam. Ada rasa khawatir, tapi juga perasaan lega karena akhirnya saya tahu ada arah dan penjelasan dari semua gejala yang saya rasakan.
Saya dijadwalkan untuk menjalani tes treadmill pada kunjungan berikutnya, satu bulan kemudian.
Tes treadmill ini penting untuk melihat bagaimana jantung bekerja saat tubuh aktif—apakah ada gangguan aliran darah, irama jantung yang tidak stabil, atau tanda-tanda lain yang mengarah pada penyakit arteri koroner.
Untuk sementara, saya diberi dua obat:
-
Tanapress — untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi seperti serangan jantung atau stroke.
-
Bisoprolol — untuk memperlambat detak jantung dan mengurangi beban kerja jantung.
Saya pulang hari itu dengan perasaan campur aduk. Belum ada vonis, belum ada kata “jantung koroner” secara resmi. Hanya dugaan kuat dari dokter berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan awal. Dan saya paham—dalam dunia medis, diagnosis tidak bisa ditebak-tebak. Harus ada data yang pasti.
Jadi saya pulang dengan satu tekad:
menunggu dengan sabar, berikhtiar, dan memperbaiki diri.
Komentar
Posting Komentar