Langsung ke konten utama

🩺 Cerita 5 : “Mumpung masih muda, ayo diet.”

🫀 Langkah Kecil yang Mengubah Banyak Hal
Setelah hasil treadmill saya waktu itu tidak bisa disimpulkan apa-apa, dokter jantung saya hanya berkata pelan:

“Mumpung masih muda, ayo diet.”

Kalimat itu sederhana. Tapi entah bagaimana… rasanya seperti mengetuk pintu kesadaran saya yang paling dalam. Mungkin karena saya sudah terlalu lama hidup dengan bayang-bayang takut. Takut serangan jantung datang tiba-tiba. Takut tidak bisa mendampingi keluarga sampai tua. Takut impian saya berhenti sebelum waktunya. Hari itu saya pulang dari rumah sakit dengan satu hal: tekad. Tekad untuk berubah. Tekad untuk hidup lebih baik. 

🥗 Awal Perubahan
Saya mulai diet, tapi bukan diet ekstrem seperti yang banyak orang jalani. Saya hanya mencoba hal-hal sederhana: mengurangi nasi,  menjauhi gorengan, dan… gula tetap saya konsumsi (karena kopi tanpa gula sungguh ujian yang belum bisa saya luluskan 😅).

Beberapa minggu berlalu. Berat badan mulai turun perlahan. Tapi ternyata manfaatnya bukan sekadar angka di timbangan. Tenggorokan yang dulu sering gatal, kini membaik. Dahak yang sering muncul… hilang. Tubuh terasa lebih ringan. Pikiran lebih jernih. 

Saya tetap rutin kontrol ke dokter jantung. Awalnya sebulan sekali. Sampai suatu hari dokter berkata: 

“Kondisi Anda stabil. Obat kita perpanjang untuk 3 bulan, ya.”

Waktu itu rasanya seperti menang. Saya mulai percaya diri. Saya pikir: Saya baik-baik saja sekarang. Saya belum tahu bahwa perjalanan saya masih panjang.

⚠️ Awal Tahun 2022 — Gejala Baru yang Diam-Diam Datang
Tanpa saya sadari, awal tahun 2022 tubuh saya mulai memberi sinyal lain. Saya jadi sering buang air kecil. Terutama malam hari.  Awalnya saya abaikan. 

“Ah, mungkin karena banyak minum air.”

Tapi gejala itu makin intens. Tidur terganggu. Kualitas hidup menurun. Akhirnya saya memutuskan memeriksakan diri ke dokter urologi. Saya mencari dokter laki-laki yang praktik hari Sabtu, supaya tidak mengganggu jam kerja. Dan saya menemukan:  dr. Suharto, Sp.U – urolog senior di RS Islam Surakarta. Beliau menyambut saya dengan sabar, mendengarkan semua keluhan, lalu memutuskan melakukan USG ginjal hari itu juga.

🖥️ USG Ginjal dan Dua Rasa yang Menghampiri

USG berlangsung cepat. Dokter radiologi melihat adanya pembengkakan di ginjal, namun beliau langsung menenangkan saya: 

“Insya Allah bukan kanker. Tapi kita tunggu hasil penanganan dari dokter urolog, ya.” 

Saya keluar dari ruang radiologi dengan dua rasa yang bertolak belakang: lega… dan penasaran. Lega karena bukan sesuatu yang menakutkan seperti yang sempat saya bayangkan. Penasaran karena saya belum tahu pasti apa penyebabnya. Dan saya harus menunggu satu minggu untuk mendengar jawabannya. Satu minggu yang terasa jauh lebih panjang dari tujuh hari.

Pernahkah kamu mengalami gejala yang datang tiba-tiba, dan tanpa diduga ternyata berasal dari masalah yang lebih serius? Atau mungkin kamu sedang berada di fase menunggu seperti yang saya alami waktu itu?  Kalau iya, kamu tidak sendirian. Boleh tulis di komentar atau DM saya. Kita bisa saling menguatkan. Karena terkadang, kekuatan datang dari cerita yang berani kita bagikan. ❤️

Komentar

Postingan populer dari blog ini

About Us

Saya adalah seorang laki-laki paruh baya (Nov 2025). Saya terkena serangan jantung pertama kali pada umur 39 tahun. Umur di mana seorang pada masa prime time. Tetapi dengan adanya penyakit ini akhirnya banyak hal yang saya cita-citakan harus tertunda. Sebagai penyintas PJK, saya ingin berbagi kepada para pembaca semua tentang banyak hal terkait PJK. Saya juga ingin berbagai cerita bagaimana awal mulai terkena PJK dan bertahan sampai sekarang

10 Kebiasaan Sepele Penyebab Tekanan Darah Tinggi

(Catatan dari seorang penyintas Penyakit Jantung Koroner) Sebagai penyintas Penyakit Jantung Koroner (PJK), saya belajar bahwa tekanan darah tinggi tidak datang tiba-tiba. Ia muncul perlahan, diam-diam, dan sering kali disebabkan oleh hal-hal kecil yang selama bertahun-tahun saya anggap “biasa saja”. Setelah menjalani perawatan dan memahami lebih dalam tentang kondisi tubuh saya, barulah saya sadar bahwa kebiasaan kecil ternyata bisa membawa dampak besar terhadap kesehatan jantung. Selama ini ketika mendengar tentang tekanan darah tinggi, kita cenderung langsung menyalahkan garam. Memang betul, garam adalah salah satu penyebab paling populer. Tapi faktanya—ada banyak hal lain yang sama-sama berperan. Di bawah ini saya rangkum 10 kebiasaan sederhana yang sering kita abaikan, padahal bisa memicu hipertensi dan memperburuk kesehatan jantung. Semoga tulisan ini bisa membantu kamu yang sedang berjuang, atau kamu yang ingin mencegah sebelum terlambat. 1. Terlalu Banyak Garam Saya dulu termas...

Kebiasaan sepele yang membuat jantung berumur panjang.

(Catatan dari seorang penyintas yang sedang belajar hidup lebih sehat) Setelah melalui perjalanan sebagai penyintas penyakit jantung, satu hal yang saya pelajari adalah: kesehatan jantung tidak hanya ditentukan oleh tindakan besar, tapi justru dibangun dari kebiasaan kecil yang kita lakukan setiap hari . Sering kali kita berpikir bahwa menjaga jantung berarti harus olahraga keras, diet ketat, atau obat-obatan. Padahal ada banyak kebiasaan sederhana yang efeknya luar biasa bila dilakukan secara konsisten. Berikut adalah beberapa kebiasaan ringan yang bisa membuat jantung bekerja lebih sehat dan berumur panjang. 1. Pilih Naik Tangga Ketimbang Lift Menaiki tangga adalah salah satu latihan jantung paling sederhana — dan gratis. Gerakan naik tangga meningkatkan detak jantung, memperkuat otot kaki, dan melancarkan aliran darah. Yang paling menarik, kebiasaan ini tidak perlu waktu khusus. Kamu hanya mengganti pilihan: ➡️ lift ❌ ➡️ tangga ✔️ Naik tangga 1–3 lantai setiap hari saja sudah term...