🫀 Langkah Kecil yang Mengubah Banyak Hal
Setelah hasil treadmill saya waktu itu tidak bisa disimpulkan apa-apa, dokter jantung saya hanya berkata pelan:
“Mumpung masih muda, ayo diet.”
Kalimat itu sederhana. Tapi entah bagaimana… rasanya seperti mengetuk pintu kesadaran saya yang paling dalam. Mungkin karena saya sudah terlalu lama hidup dengan bayang-bayang takut. Takut serangan jantung datang tiba-tiba. Takut tidak bisa mendampingi keluarga sampai tua. Takut impian saya berhenti sebelum waktunya. Hari itu saya pulang dari rumah sakit dengan satu hal: tekad. Tekad untuk berubah. Tekad untuk hidup lebih baik.
🥗 Awal Perubahan
Saya mulai diet, tapi bukan diet ekstrem seperti yang banyak orang jalani. Saya hanya mencoba hal-hal sederhana: mengurangi nasi, menjauhi gorengan, dan… gula tetap saya konsumsi (karena kopi tanpa gula sungguh ujian yang belum bisa saya luluskan 😅).
Beberapa minggu berlalu. Berat badan mulai turun perlahan. Tapi ternyata manfaatnya bukan sekadar angka di timbangan. Tenggorokan yang dulu sering gatal, kini membaik. Dahak yang sering muncul… hilang. Tubuh terasa lebih ringan. Pikiran lebih jernih.
Saya tetap rutin kontrol ke dokter jantung. Awalnya sebulan sekali. Sampai suatu hari dokter berkata:
“Kondisi Anda stabil. Obat kita perpanjang untuk 3 bulan, ya.”
Waktu itu rasanya seperti menang. Saya mulai percaya diri. Saya pikir: Saya baik-baik saja sekarang. Saya belum tahu bahwa perjalanan saya masih panjang.
⚠️ Awal Tahun 2022 — Gejala Baru yang Diam-Diam Datang
Tanpa saya sadari, awal tahun 2022 tubuh saya mulai memberi sinyal lain. Saya jadi sering buang air kecil. Terutama malam hari. Awalnya saya abaikan.
“Ah, mungkin karena banyak minum air.”
Tapi gejala itu makin intens. Tidur terganggu. Kualitas hidup menurun. Akhirnya saya memutuskan memeriksakan diri ke dokter urologi. Saya mencari dokter laki-laki yang praktik hari Sabtu, supaya tidak mengganggu jam kerja. Dan saya menemukan: dr. Suharto, Sp.U – urolog senior di RS Islam Surakarta. Beliau menyambut saya dengan sabar, mendengarkan semua keluhan, lalu memutuskan melakukan USG ginjal hari itu juga.
🖥️ USG Ginjal dan Dua Rasa yang Menghampiri
USG berlangsung cepat. Dokter radiologi melihat adanya pembengkakan di ginjal, namun beliau langsung menenangkan saya:
“Insya Allah bukan kanker. Tapi kita tunggu hasil penanganan dari dokter urolog, ya.”
Saya keluar dari ruang radiologi dengan dua rasa yang bertolak belakang: lega… dan penasaran. Lega karena bukan sesuatu yang menakutkan seperti yang sempat saya bayangkan. Penasaran karena saya belum tahu pasti apa penyebabnya. Dan saya harus menunggu satu minggu untuk mendengar jawabannya. Satu minggu yang terasa jauh lebih panjang dari tujuh hari.
Pernahkah kamu mengalami gejala yang datang tiba-tiba, dan tanpa diduga ternyata berasal dari masalah yang lebih serius? Atau mungkin kamu sedang berada di fase menunggu seperti yang saya alami waktu itu? Kalau iya, kamu tidak sendirian. Boleh tulis di komentar atau DM saya. Kita bisa saling menguatkan. Karena terkadang, kekuatan datang dari cerita yang berani kita bagikan. ❤️
Komentar
Posting Komentar